Kisah

Djohan Nurjadi, Menghantar Asa untuk Sayyid

TABIRkalteng
105
×

Djohan Nurjadi, Menghantar Asa untuk Sayyid

Sebarkan artikel ini
Djohan Nurjadi (kanan) dan Priyadi (tengah) bersama penerima bantuan paket seragam, Sayyid beserta orang tua dan adik

SEJAK PAGI, hujan rintik membasahi Desa Pamatang Kiwa, Kecamatan Tanjung, Tabalong. Udara sejuk dan segar menyelimuti desa yang dikelilingi pepohonan rindang. Di sebuah sekolah dasar, anak-anak duduk menepi di pinggir kelas, berkumpul bersama teman-teman, bergurau, atau asyik memandangi hujan.

Djohan Nurjadi, Direktur HR & GA PT Adaro Indonesia, menunjukkan dedikasi dan kehangatannya dalam memberikan harapan kepada generasi muda di Tabalong. Meski hujan dan jalan berlumpur, semangatnya tidak surut untuk bertemu anak-anak di SDN 2 Pamatang Kiwa. Ketika tiba di lokasi, ia disambut hangat oleh para guru dan anak-anak yang sudah berbaris rapi. Senyum lebar menghiasi wajah Djohan saat menyalami mereka satu per satu.

Hari itu, Djohan dan rombongannya membagikan paket seragam sekolah beserta perlengkapannya kepada 117 anak, bagian dari total 2.542 paket yang akan dibagikan di wilayah Tabalong, Kamis (23/1/2025).

Dari satu seragam, tumbuh sejuta harapan. Setelah selesai acara seremonial penyerahan di sekolah, Djohan bertolak sekitar 300 meter untuk mengunjungi rumah salah satu anak penerima manfaat, Sayyid. Bersama Priyadi, Presiden Direktur PT Adaro Indonesia yang turut menyaksikan, Djohan membawa paket kebutuhan dasar pendidikan bertuliskan “Satu Seragam Sejuta Harapan.”

Sayyid merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Saat ini duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Ayahnya seorang petani karet, sementara ibunya menemani dan menjaga di rumah bersama adik kecil Sayyid.

Sambil bersimpuh, Djohan dengan sabar membantu mengenakan seragam baru kepada Sayyid, “Gagah sekali,” ucap Djohan tersenyum.

Ketika Sayyid mengungkapkan cita-citanya untuk bekerja di Adaro, Djohan menyemangatinya dengan penuh harapan. “Nanti harus sekolah yang pintar, belajar rajin, supaya bisa kerja di Adaro sesuai cita-cita,” ujarnya.

Setelah itu, Djohan memakaikan topi dan tas ransel kepada Sayyid. Anak itu tersenyum lebar, memamerkan seragam barunya yang sudah terpasang lengkap. “Seragam baru, tas baru, semangat juga harus baru,” ucap Djohan menutup pertemuan itu.

Saat melangkah pergi, Djohan melihat senyum Sayyid yang terus memancarkan harapan. Hujan mungkin baru reda, tetapi harapan harus tetap tumbuh. Perjalanan ini bukan hanya soal berbagi, tetapi juga menanamkan asa di hati anak-anak, yang suatu hari nanti akan menjadi agen perubahan bagi bangsa***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kisah

“Peran Adaro Indonesia terhadap dunia pendidikan melalui program “satu seragam sejuta harapan” telah mampu membangkitkan gairah generasi muda untuk terus melanjutkan cita-citanya”

Kisah

“Semangat diusung dalam program Satu Seragam Sejuta Harapan, melalui bantuan seragam bagi anak-anak sekolah”

Kisah

“Pupur Babigi, yang dikenal sebagai bedak dingin khas Kalimantan, awalnya dibuat dari bahan sederhana seperti beras dan kunyit, namun Risnawati melakukan terobosan dengan menambahkan tanaman herbal lokal seperti gelinggang dan daun kelor”