Lintas Daerah

PIK Potads Banua Anam Minta Pemerintah Hadir untuk Anak Down Syndrome

TABIRkalteng
218
×

PIK Potads Banua Anam Minta Pemerintah Hadir untuk Anak Down Syndrome

Sebarkan artikel ini
Pengurus PIK Potads saat kegiatan silaturrahmi dan pengukuhan pengurus se-Banua Anam (foto: TABIRkota/ilham)

TANJUNG (TABIRkota) — Pengurus Pusat Informasi dan Kegiatan Persatuan Orang Tua dengan Anak Down Syndrome (PIK Potads) Se-Banua Anam meminta pemerintah hadir untuk anak yang dilahirkan dalam keadaan down syndrome.

Ketua PIK Potads Kalsel, Sigit Bayuadhi mengatakan, tujuan dibentuknya kepengurusan di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai wujud dukungan dan edukasi pada orang tua anak down syndrome di Banua Anam.

“Kemudian juga sebagai wadah untuk saling menguatkan dalam membersamai tumbuh kembang anak istimewa,” katanya, di Tanjung, Tabalong, Senin (1/7).

Seiring kesadaran, ujarnya, maka semakin bertumbuh jua rasa menerima, mengerti, mencintai dan mendukung tumbuh kembang anak down syndrome.

“Anak down syndrome juga mesti dapat perhatian lebih, terutama dari segi fasilitas pendidikan, kesehatan dan dukungan sosialnya,” ujarnya.

Pengurus PIK Potads telah dikukuhkan pada Ahad (30/6) lalu dengan harapan agar menjadi wadah komunikasi dan informasi yang konstruktif dalam melakukan edukasi bagi anak yang istimewa.

Komisi IV DPRD Kalsel, Firman Yusi menambahkan, pihaknya berjanji akan mengoptimalkab kehadiran negara dalam mendukung tumbuh kembang anak down syndrome, apalago APBD Kalsel sekarang sekitar Rp10 triliun.

“Masa tidak bisa dioptimalkan dengan APBD tersebut, nanti akan jadi bahan saya agar anak down syndrome lebih mudah mendapatkan fasilitas, termasuk sekolah luar niasa di bawah pemerintah provinsi,” tambahnya.

Ketua PIK Potads Se-Banua Anam, Salahuddin mengatakan, terpilih dirinya sebagai ketua merupakan kesempatan, apalagi kedudukannya di Tabalong.

“Semoga kegiatan yang diisi berbagai penampilan dari anak down syndrome dapat meningkatkan silaturrahmi antar orang tua dan membuat wadah komunikasi dalam penanganan anak istimewa,” demikian Salahuddin. (fer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *